Peserta didik mengakses Google Site |
Rabu, 25 Oktober 2023
Sabtu, 24 Desember 2022
Rapat Kerja Akhir Tahun 2022
Senin, 31 Oktober 2022
Diseminasi PembaTIK 2022 - Berbagi & Berkolaborasi
Alhamdulillah di tahun ini, saya bisa mencapai PembaTIK hingga level 4. Mungkin dari teman-teman guru masih bertanya-tanya tentang PembaTIK. Iya PembaTIK di sini bukan kegiatan melakukan membuat karya seni batik. Melainkan PembaTIK ini adalah akronim dari Pembelajaran Berbasis TIK. Ini merupakan salah satu program dari Pusdatin Kemendikbudristek sebagai upaya meningkatkan kompetensi TIK bagi guru.
Gambar 1. Twibon PembaTIK L4 - 2022 |
Program PembaTIK ini terdiri dari 4 level, diantaranya yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi & berkolaborasi (4i leveling).
Gambar 2. Leveling pada program PembaTIK |
Semenjak banyak dan mudahnya informasi di era sekarang, khususnya seminar-seminar online untuk pengembangan profesi guru. Saya merasa seperti terjebak dalam toxic productivity. Hampir setiap ada info webinar saya ikuti atau sata tonton ulang. Sehingga terkadang lupa mana tugas yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan.
Tidak heran jikalau saya sempat remedial dan mengikuti PembaTIK pada gelombang akhir sewaktu di awal level 1. Namun, setelah lulus di level 1, pembinaan demi pembinaan dari rekan rekan Pusdatin dan Duta Rumah Belajar cukup baik. Strategi bimbingan atau Coaching yang mereka lalukan mulai dari bimbingan secara daring melalui berbagai chanel seperti Telegram dan Whatsaap hingga seleksi yang cukup ketat, membuat saya untuk fokus dan bersugguh-sungguh dalam menyelesaikan program PembaTIK ini.
Terlebih, modul-modul yang diberikan benar-benar memberikan manfaat yang sangat luar biasa. Manfaat yang luar biasa itu diantaranya adalah:
- Meningkatkan kompetensi literasi TIK
- Meningkatkan kompetensi implementasi TIK
- Meningkatkan kompetensi kreasi TIK
- Meningkatkan kompetensi berbagi dan berkolaborasi
- Mendapatkan sertifikat pada setiap level dengan skala nasional
- Berkesempatan untuk menjadi Duta Rumah Belajar atau Duta Teknologi
Gambar 3. Pemanfaatan LMS pada pelajaran IPS |
Gambar 4. Quizizz sebagai tools uji pemahaman materi |
Gambar 5. Video pembelajaran dari Sumber Belajar - Rumah Belajar |
Gambar 6. Penggunaan Chromebook sebagai pemanfaatan teknologi di dalam kelas |
Setelah rencana aksi pertama saya selesai, seperti yang sudah digambarkan pada gambar-gambar di atas. Saya kemudian meminta izin kepada Bapak Kepala Sekolah, untuk melakukan diseminasi tentang praktik baik yang sudah saya lakukan dalam pemanfaatan teknologi seebagai pembelajaran inovatif berbasis TIK. Saya pun kemudian mulai merancang flayer dan menjadwalkan waktu untuk melaksanakan diseminasi kepada rekan-rekan guru di sekolah tempat saya mengajar.
Gambar 7. Flayer Diseminasi Luring di SLB Negeri 11 Jakarta |
Aksi Nyata Praktik Baik - Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK dengan Pemanfaatan Rumah Belajar
Pada tahun ini kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah dan di kelas sudah mulai pulih kembali seperti sebelum pandemi. Pembelajaran tatap muka sudah mulai ditetapkan kembali. Namun, sayangnya kebiasaan baik saat pembelajaran di masa pandemi pun turut mulai ditinggalkan, yaitu pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi informasi pada ruang kelas.
Padahal dengan adanya pemanfaatan teknologi saat pembelajaran di ruang kelas, dinilai mampu meningkatkan semangat dan minat peserta didik dalam belajar. Hal ini disebabkan oleh salah satunya faktor penggunaan hp bagi peserta didik sebagai sumber belajar mencari informasi tugas sekolahnya. Dampak dari pembelajaran jarak jauh masih tetap membekas oleh peserta didik. Bahwa sumber informasi dan ilmu saat ini bukan hanya bersumber dari guru dan buku-buku perpustakaan. Melainkan juga, peserta didik dapat memperoleh sumber informasi dari pemanfaatan teknologi lainnya di internet.
Dengan adanya fenomena tersebut sudah seharusnya guru-guru memanfaatkan teknologi sebagai salah satu media pembelajaran di dalam ruang kelas. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dapat membuat guru-guru melakukan kolaborasi digital untuk serentak berinovasi mewujudkan merdeka belajar. Salah satu contoh pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran adalah pembuatan website berjenis LMS (Learning Manajemen System). LMS yang di buat oleh penulis dapat di akses melalui laman berikut: s.id/ips-slbn11jkt
Dengan adanya website tersebut peran guru dapat mengkurasi sumber belajar dan sumber informasi yang menunjang dalam pembelajarannya. Bahkan guru pun dapat membuat sendiri sumber belajarnya yang kemudian disisipkan pada website yang telah dibuatnya.
Peran peserta didik dalam website yang telah disediakan guru adalah agar peserta didik turut aktif belajar baik secara tatap muka maupun dalam kelas mayanya. Serta membiasakan peserta didik untuk cakap secara digital pada kelas maya dan dunia maya. Dengan kemampuan digital yang baik diharapkan peserta didik dapat bertanggung jawab dengan hal-hal yang sudah dilakukannya pada kelas dan atau dunia mayanya. Serta lebih cermat dan teliti dalam mencari sumber belajarnya saat berselancar di internet.
Selain mendidik dan mengajarkan peserta didik agar cakap digital. Pemanfaatan teknologi pada ruang kelas dapat menunjang guru untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dalam merdeka belajar. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap peserta didik, dalam Tomlinson (2000).
Pembelajaran berdiferensiasi ini berorientasi pada kebutuhan murid, menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid belajar, mendefinisikan tujuan pembelajaran, adanya penilaian lanjutan, serta merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini memang menjadi salah satu solusi untuk memfasilitasi belajar peserta didik yang beragam. Sehingga perlu penyesuaian pada proses, konten dan produk pembelajaran. Strategi penyesuaian tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi penulis untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.
Di sini, penulis melakukan konsultasi dan tanya jawab kepada rekan guru untuk dapat merencanakan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas dengan menerapkan strategi diferensiasi konten dan proses. Dengan mempertimbangkan profil peserta didik dan hasil tanya jawab dengan rekan guru, maka ditetapkan untuk merencanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan pemanfaatan teknologi. Media pembelajaran dengan berbasis teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi semangat belajar peserta didik. Dan memunculkan gagasan inovatif dari penulis sehingga mampu mewujudkan semangat merdeka belajar.
Pada pertemuan sebelumnya di kelas yang berbeda, penulis merasa cukup berhasil untuk memanfaatkan TIK pada pembelajaran. Seperti yang tersajikan pada video berikut:
Setelah keberhasilan penulis dalam pemanfaatan TIK pada pembelajaran, khususnya penggunaan Peta Budaya pada Rumah Belajar. Maka pada pertemuan berikutnya, penulis juga kembali menggunakan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Kali ini, penulis sedikit mengembangkan LMS yang telah dibuatnya untuk disisipkan atau mengintegrasikan video pembelajaran pada Sumber Belajar ke dalam LMS yang telah dibuat.
Dalam pelaksanaannya skenario atau situasi awalnya adalah sebagai berikut: Pada pembelajaran kali ini, penulis akan mengajarkan peserta didik tentang materi mengenal Sumber Dayaa Alam beserta contohnya. Sebelum melaksanakan dan merancang perangkat pembelajaran, penulis sudah memetakan kebutuhan belajar peserta didiknya.
Dalam melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik, penulis melakukan observasi melalui hasil belajar di kelas pada pertemuan sebelumnya. Observasi dan pemetaan yang dimaksud adalah melakukan identifikasi kebutuhan belajar peserta didik. Melalui hasil belajar dan refleksi pada pertemuan sebelumnya, ditemukan kemampuan, kebutuhan serta kesiapan, pada profil peserta didik dan gaya belajarnya.
Langkah berikutnya adalah penulis membuat rancangan pembelajaran berdiferensiasi. Setelah menemukan fakta tentang profil belajar peserta didik dan kebutuhan belajarnya, guru membuat RPP berdasarkan hasil temuannya tersebut. RPP yang direncanakan dibuat dengan penggunaan penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan 2 strategi dari 3, yaitu: 1. Diferensiasi konten, 2. diferensiasi proses, 3. diferensiasi produk. Setelah perencanaan RPP, guru mulai melaksanakan pembelajaran dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan refleksi.
Guru menyapa peserta didik, berdoa bersama, dan melakukan presensi. Presensi pun dilakukan secara mandiri oleh peserta didik melalui google form yang telah disediakan oleh guru. Setelah melakukan presensi, guru memberikan apersepsi baik berupa pertanyaan pemantik dan hasil refleksi pada pertemuan sebelumnya. Apersepsi tersebut yang nantinya dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
Langkah berikutnya, guru melakukan kegiatan inti pembelajaran sebagai berikut. Guru menjelaskan materi untuk tujuan pembelajaran, yaitu “Mengenal Arti Sumber Daya Alam” dengan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Materi disampaikan dengan ragam diferensiasi proses, diantaranya melalui website atau LMS, pemaparan salindia google slide, dan video dari Sumber Belajar yang sudah dikurasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Adapun diferensiasi proses yang dilaksanakan adalah pada proses pembelajaran, guru menerapkan diferensiasi proses, agar peserta didik memahami materi sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Diferensiasi proses yang diterapkan antara lain menyampaikan materi melalui salindia google slide dan video pembelajaran. Kemudian meminta peserta didik untuk menulis rangkuman singkat mengenai arti dari Sumber Daya Alam yang tersedia pada salindia melalui perangkat Chromebook.
Kemudian, guru memberikan lembar kerja berupa kuis tertulis dan kuis secara daring melalui aplikasi berbasis web, Quizizz. Lembar kerja kuis ini diberikan sesuai dengan materi pelajaran yang telah disampaikan dan telah disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
Diferensiasi konten
Pada proses pembelajaran, guru memberikan lembar kerja tertulis. Guna mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diberikan sebelumnya melalui media teknologi. Diferensiasi konten didasari oleh kesiapan belajar peserta didik dalam memahami materi ajar.
Penilaian Hasil Belajar
Guru melakukan penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
Refleksi dan Penutup
Guru merefleksikan pembelajaran dengan menyimpulkan ada yang sudah diajarkan pada pertemuan hari ini. Serta menanyakan dan menjawab pertanyaan peserta didik yang ingin bertanya. Kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Minggu, 08 Februari 2015
Resensi Film Peekay (PK)
Penulis : Hirani dan Abhijat Joshi
Popular Posts
-
Berbicara tentang evaluasi, maka beberapa dari kita akan terbersit tentang penilaian diakhir. Mengartikan evaluasi sebagai penilaian dia...
-
Sutradara : Rajkumar Hirani Penulis : Hirani dan Abhijat Joshi Pemain : Aamir Khan, Anushka Sharma, Sushant Singh, Rajput, Boman Irani,...
-
Assalamu'alaikum... Hello bro... kali ini saya mau berbagi sedikit trik yang selalu saya gunakan pada kasus flashdisk yang file dan dok...